Minggu, 01 Juli 2012

Kroket Makaruni Goreng

 Resep makaruni ini juga aku ambil dari bonus buklet saji kayak postingan sebelumnya. Ini dia resepnya:
Bahan :
*25 gr margarin
*50 gr tepung terigu segitiga biru
*250 ml susu cair
*50 gr makaroni kering, direbus
*2 buah sosis ayam dipotong kotak
*1/2 sdt garam
*1/4 sdt merica bubuk
*1/2 sdt pala bubuk
*25 gr keju cheddar parut
*1 sdt seledri cincang halus

Bahan pencelup :
*60 gr putih telur

Bahan Pelapis :
*50 gr tepung panir kasar orange

Bahan pelengkap :
*50 gr saos sambal
*50 gr mayones
*60 gr keju cheddar parut

Cara Membuat : 
1. Panaskan margarin. Masukkan tepung terigu Segitiga Biru. Aduk sampai bergumpal. Masukkan susu cair sedikit demi sedikit. Masak sambil diaduk sampai licin dan bergumpal.
2. Tambahkan makaroni, jagung manis, sosis, garam, merica bubuk, pala bubuk, keju cheddar parut, seledri. Aduk rata.
3. Ambil dua sendok makan adonan. Bentuk bulat. Gulingkan di tepung panir kasar. Celup ke putih telur. Gulingkan di tepung panir kasar lagi.
4. Goreng di dalam minyak yang dipanaskan diatas api sedang sampai matang.
5. Sajikan bersama pelengkapnya.

Itu resep aslinya. Tapi beberapa bahan aku ganti sesuai selera plus sesuai bahan yang ada di dapur. hehehehe.. Untuk tepung panir aku ganti pakek tepung roti biar lebih kriuuk rasanya. Lalu jagung manis aku ganti pake wortel. Untuk kejunya aku pakek yang quick melt. Pas bikin ini masakan aku dibantu sama my luvlyyy sister. Jadinya kolaborasi gitu deh.



Kue Kering Pertamaku


Akhirnya dibeliin oven sama ibu, big thanks Mommm! Soalnya aku jadi bisa belajar buat kue-kue, termasuk kue kering. Udah sedari lama pingin banget bikin kue sebenarnya. Oven yang dibeliin ibu jenisnya oven tangkring. Itu lo oven yang ditangkringin di atas kompor. Saking excitednya langsung deh nyoba resep masakan yang dibawain ibu. Karena masih pemula jadinya bikin yang gampang dulu. Nah, resep yang aku coba kali ini sebenernya resep nastar. Tapi karena bahan buat bikin isian nggak ada dan aku udah kepingin banget tetep deh nekad bikin nastar tanpa isian. Entah deh ini namanya kue apa, hihihihii. Resepnya aku ambil dari bonus buklet saji 189-2010 yang judulnya 23 Resep Kue Spesial untuk Lebaran. Berikut resepnya :
Nastar Custard Cookies

Bahan Kulit
*150 gr margarin
*30 gr gula tepung (gula halus)
*1 kuning telur
*200 gr tepung terigu kunci biru
*25 gr susu bubuk
*30 gr tepung custard

Bahan Isi
*500 gr nanas parut
*2 btr cengkeh
*3 cm kayumanis
*100 gr gula pasir
*1/4 sdt garam
Bahan olesan (aduk rata)
*2 kuning telur
*1 sdt susu cair

Cara Membuat :
1. Untuk Isi : panaskan nanas sampai airnya meresap. Tambahkan cengkeh, kayumanis, gula pasir, dan garam. Masak sambil diaduk sampai kental dan kalis. Dinginkan.
2. Kocok margarin dan gula tepung 2 menit sampai lembut. Masukan kuning telur. Kocok rata.
3. Masukan tepung terigu, susu bubuk, dan tepung custard sambil diayak dan diaduk rata.
4. Ambil sedikit adonan. Pipihkan. Beri Isi. Bentuk air mata memanjang. Letakkan di loyang yang dioles tipis margarin. Oven 15 menit dengan api bawah suhu 150 derajat celsius sampai setengah matang. Oles dengan bahan olesan. Oven lagi 15 menit dengan suhu 150 sampai matang.

Seperti yang aku bilang di awal karena bahan untuk isian nggak ada aku nggak pake isian. Cuma kulit nastar aja. Lalu karena nggak punya tepung custard, aku ganti pake tepung maizena. Takaran kue ku pun nggak sama dengan yang disebutin di atas, cuma pake feeling aja. Soalnya timbangannya rusak belum dibenerin, hhuhuhuhu. Alhamdulillah rasanya lumayan, dalam dua hari tersisa sebiji doang, ;D

Kegiatan Surveilans Epidemiologi DBD


            Sebelum bahas tentang surveilans epidemiologi DBD, kita perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan surveilans itu. Surveilans adalah pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.(1) Lalu apa sih sebenarnya tujuan dari diadakannya surveilans itu? Secara garis besar tujuan surveilans adalah untuk mendapatkan informasi epidemiologi masalah kesehatan, yang meliputi frekuensi masalah kesehatan, distribusi/gambaran masalah kesehatan.(2)  Memangnya surveilans itu seberapa penting sih dalam sistem kesehatan suatu negara? Dari surveilans akan didapatkan sekumpulan data. Data yang terkumpul berguna untuk memprediksi dan mendeteksi dini epidemi, memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian penyakit. Selain itu surveilans memasok informasi yang berguna untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan.(3)  Jadi intinya surveilans itu merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem kesehatan suatu negara mengingat manfaatnya yang begitu besar.
Lalu yang dimaksud surveilans epidemiologi DBD itu apa siiihhh? Ya tentu saja surveilans khusus penyakit DBD laaaaah. Kegiatan surveilans epidemiologi DBD menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia terdiri dari : (4)(5), (6)
a.   Pengumpulan dan pencatatan data
       Pengumpulan dan pencatatan dilakukan setiap hari bila ada laporan tersangka DBD dan penderita DD,DBD, dan DSS. Data tersangka DBD dan penderita DD, DBD, dan DSS yang diterima puskesmas dapat berasal dari Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten, puskesmas sendiri atau puskesmas lain (cross notification) dan puskesmas pembantu serta unit pelayanan kesehatan lain (Balai Pengobatan, Poliklinik, dokter praktek swasta, dan lain-lain) dan hasil penyelidikan epidemiologi (kasus tambahan jika sudah ada konfirmasi dari rumah sakit / unit pelayanan kesehatan lainnya). Untuk pencatatan tersangka DBD dan penderita DD,DBD,DSS menggunakan buku catatan harian penderita DBD yang memuat data atau informasi tentang nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat lengkap, tanggal mulai sakit, tanggal dirawat, tempat perawatan, hasil laboratorium, tempat bepergian dua minggu terakhir, dan lain-lain. Data yang sudah ada direkap mingguan atau bulanan.
Bila menemukan penderita DBD di Puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya wajib dilaporkan 1 x 24 jam secara berjenjang dengan menggunakan formulir :
1)  KD-RS dilaporkan 1 x 24 jam setelah penegakkan diagnosa
2)  DP-DBD sebagai data dasar perorangan yang dilaporkan bulanan
3)  Formulir K-DBD sebagai laporan bulanan
4)  Formulir W-2  sebagai laporan mingguan
5)  Formulir W-1 dilaporkan bila terjadi KLB-DBD
       Adapun tujuan spesifik dari pengumpulan dan pencatatan data epidemiologi tersebut adalah :
1)  Untuk menentukan kelompok/ golongan populasi yang mempunyai risiko terbesar untuk terserang penyakit
2)  Untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya
3)  Untuk menentukan reservoir dari infeksi
4)  Untuk memastikan keadaan yang bisa menyebabkan terjadinya transmisi suatu penyakit
5)  Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan
6)  Pada saat terjadi letusan wabah, pengumpulan data bertujuan untuk memastikan sifat dasar, sumbernya, dan cara penularan dan penyebaran wabah.
b.   Pengolahan dan penyajian data
      Pengolahan data berupa kegiatan pengelompokan variabel tempat (place), waktu (time), dan orang (person) serta ukuran-ukuran epidemiologi lainnya (rate, proporsi, rasio, dan lain-lain).  Data yang diperoleh dari kegiatan surveilans masih dalam bentuk mentah (raw data) yang perlu disusun sedemikian rupa agar data mudah dianalisa dan disimpulkan sebagai dasar intervensi yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini data disusun dalam bentuk tabel, grafik, atau peta (spot map). Tabel dan grafik dapat diperinci menurut umur, jenis kelamin, waktu, dan sebagainya sehingga dapat mengungkapkan jenis KLB dan seasonal variation. Sedangkan spot map dapat memberi gambaran tentang distribusi kasus dan akhirnya dapat dibuat suatu kesimpulan.
       Data pada buku catatan harian penderita DBD diolah dan disajikan dalam bentuk :
1)  Pemantauan situasi DD, DBD, DSS mingguan menurut desa/ kelurahan
       Masing-masing penderita DD, DBD, DSS dijumlahkan setiap minggu dan disajikan dalam bentuk tabel lalu berdasarkan hasil penggabungan jumlah penderita DBD dan DSS dari data mingguan dapat dideteksi secara dini adanya KLB DBD atau keadaan yang menjurus pada KLB DBD. bila terjadi KLB DBD, maka perlu dilakukan tindakan sesuai dengan pedoman penanggulangan KLB DBD dan dilaporkan segera ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota menggunakan formulir W1.
2)  Penyampaian laporan tersangka DBD dan penderita DD, DBD, DSS selambat-lambatnya dalam 24 jam setelah diagnosis ditegakkan menggunakan formulir KD/RS-DBD.
3)  Laporan data dasar perorangan penderita DD,DBD, DSS menggunakan formulir DP-DBD yang disampaikan per bulan.
4)  Laporan mingguan (W2-DBD)
Penderita DBD dan DSS dijumlahkan setiap minggu menurut desa/ kelurahan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan menggunakan formulir W2-DBD.
5)  Laporan bulanan
       Penderita / kematian DD, DBD, DSS termasuk data beberapa kegiatan pokok upaya pemberantasan/ penanggulangannya dijumlahkan setiap bulan lalu dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan formulir K-DBD.
6)  Penentuan stratifikasi desa /kelurahan DBD
       Cara penentuan stratifikasi (endemisitas) desa/ kelurahan adalah dengan membuat tabel desa/kelurahan dengan menjumlahkan penderita DBD dan DSS dalam 3 tahun terakhir kemudian menentukan stratifikasi masing-masing desa/ kelurahan tersebut apakah termasuk dalam kategori daerah bebas, potensial, sporadis atau endemis DBD.
7)  Distribusi penderita DBD per RW/ dusun
            Distribusi penderita DBD per RW/ dusun dibuat setiap tahun. Cara membuat distribusi yaitu dengan menjumlahkan penderita DBD dan DSS per RW/dusun.
8)  Penentuan musim penularan
            Penderita DBD dan DSS dijumlahkan per bulan selama 5 tahun terakhir dan dibuat dalam bentuk tabel lalu dibuat grafik untuk mengetahui saat sebelum masa penularan, yaitu bulan dimana jumlah penderita DBD paling rendah berdasarkan jumlah penderita rata-rata per bulan selama 5 tahun.
9)  Mengetahui kecenderungan situasi penyakit
Mengetahui kecenderungan situasi penyakit dimaksudkan untuk mengetahui apakah situasi penyakit DBD di wilayah puskesmas tetap, naik, atau turun. Caranya yaitu dengan membuat garis trend yaitu membuat tabel jumlah penderita DBD (penjumlahan DBD dan DSS) per tahun sejak kasus ditemukan kemudian membuat grafik garis dengan sumbu mendatar adalah tahun dan sumbu tegak adalah jumlah penderita selanjutnya dibuat garis trend melalui grafik garis sedemikian rupa sehingga siklus yang terdapat di atas dan di bawah garis trend tersebut lebih kurang sama.

SUMBER :

1.         Last JM. A Dictionary of Epidemiology. New York: Oxford University Press; 2001.
2.         Kasjono HS, Kristiawan HB. Intisari Epidemiologi. Yogyakarta Mitra Cendikia; 2008.
3.         Murti B. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua) Jilid Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2003.
4.         Anonim. Buku Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Semarang : Proyek Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2007.
5.         Depkes RI. Surveilans Epidemiologis Demam  Berdarah Dengue. Jakarta: Ditjen P2PL Depkes RI; 2005.
6.         DKP. Buku Pedoman Surveilans Penyakit. Semarang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2007


Kroket Kentang Keju Sayuran


Camilan yang aku masak kali ini bener-bener produk gagal meski rasanya cukup tolerable. Hahahaha. Kali ini aku masak kroket kentang keju plus sayuran. Caranya kukus kentang yang sudah dikupas kira-kira 250 gr. Cukup sampai setengah matang. Jangan terlalu lembek. Soalnya pas aku bikin ini kentangnya terlalu matang jadinya lembek sangat. Malah susah ngebentuknya dan alhasil malah jadi hancur adonannya. Hihihi. Maklum lah ya, namanya juga belajar *pembelaan* :D  Kalo kata ibu saya kentangnya pas dikukus endak perlu dikupas. Cukup dicuci bersih aja. Setelah setengah matang kulitnya bisa dikupas. Terserah deh mau pake cara yang mana.

Setelah kentang selesai dikukus, dihancurkan sampai lembut. Setelah itu tambahkan sayuran kayak wortel,seledri,daun bawang, atau sayur apa aja sesuai selera. Potong kecil-kecil sayuran itu kemudian campurkan di kentang yang sudah dihaluskan.

Buat bumbunya standar aja, bawang putih 2 siung dan haluskan, bawang bombay cincang halus, garam sedikit aja biar nggak keasinan soalnya nanti adonan bakal digulung pakek tepung bumbu, gula, dan merica. Aduk dengan kentang yang sudah dicampur sayuran tadi. Jangan lupa tambahkan keju parut yaaa. Setelah selesai bentuk adonan sesuai selera. Tapi bentuk yang bener-bener padat biar pas digoreng nggak hancur kayak punya saya, huhuhuhuhuhuu.

Setelah semua adonan selesai dibentuk, gulung-gulungkan pada tepung bumbu. Setelah selesai digulung-gulung, celupkan pada sebutir telur yang sudah dikocok lepas. Kemudian gulung-gulungkan adonan pada tepung panir. Diamkan sesaat hingga tepung bener-bener nempel. Lalu goreng sampai kecoklatan. Kroket kentang pun siap disantaaaap. Semoga buat kalian yang nyoba resep ini nggak gagal kayak punya saya. :D

Pisang Keju Panggang


Menu camilan kali ini adalah pisang keju panggang. Nyaaaammmm!!

Mau tau gimana buatnya? Simpellll sangat loh. Caranya pisang raja dikupas terus dihancurin lembut. Setelah itu campur dengan keju parut sesuai selera ditambah dengan satu sendok makan mentega cair . Tambahkan sedikit tepung terigu biar pas dipanggang nggak hancur adonannya. Daaaan pangganglah sampai matang. Karena nggak punya oven aku pake panggangan yang namanya foodball maker. Bentuknya kaya cetakan telur dadar yang bulet-bulet banyak dalam satu tempat itu. Dipanggang dengan api kecil dan jadilah. Hihihi..

Oiya camilan ini nggak perlu pake gula karena pisangnya uda manis. Lebih sehat kan. Silakan dicobaaaa.. :D

Nugget Tempe


Kali ini lagi pengen buat nugget tempe, murah meriah dan sehat. Cara bikinnya juga gampang banget. Maklum deh masih dalam taraf belajar masak. Jadi nyari masakan yang sederhana, murah, plus bahannya gampang didapet aja. Tetep ga mau rugi deh. Kwakakakakaka :D

Tempe kira kira 250 gr dikukus sampe matang. Setelah itu dihancurin dan ditambahin bumbu-bumbu. Bumbunya 2 siung bawang putih dihaluskan lalu ditambah garam, gula, dan merica. Campur bumbu dengan tempe yang sudah dihaluskan. Setelah bumbu dan tempe tercampur rata dan pas dengan lidah, bentuk sesuai selera. Jika dirasa terlalu lembek atau adonannya kurang padat bisa ditambah tepung terigu sedikit biar adonan melekat sempurna. Setelah selesai dibentuk guling gulingkan tempe di tepung panir. Kalau mau lapisan tepungnya lebih tebal, setelah digulingkan di tepung panir bisa dimasukkan dalam telur yang telah dikocok lepas dan diguling gulingkan lagi sampai ketebalan yang diinginkan tercapai. Lalu diamkan dulu nugget di kulkas. Setelah dirasa tepung melekat bisa deh langsung digoreng. Paling enak disantap selagi hangat. Yummmyyyyy :D

Sayangnya gabisa share gambar nuggetnya nih, file fotonya ilang entah kemana. Gara gara nggak kunjung dipost ni tulisannya, hiks x_x

Terong Crispy


Yaba yabaaa dooooo..
Beberapa hari yang lalu aku pengen banget makan sumthin yang krispy crunchy, tapi di rumah sedang tidak ada makanan apa apa. Jadilah aku berpikir untuk membuat sesuatu buat dikunyah kunyah.

Setelah mikir-mikir sebentar aku putusin buat bikin terong balut tepung. Sebenernya udah denger makanan ini lama dari temen semenjak kuliah dulu. Tapi belum pernah nyobain karena aku ragu sama rasanya. Yap, terong yang lembek lembek gitu kalo digoreng kan minyaknya aduhaaii banyak sekali. Malah berasa minum minyak tar. Itu yang ada dalam pikiranku dulu.

Akhirnya aku coba sajalah masak terong balut tepung. Nyoba dikit dulu lah, takut rasanya nggak tolerable sama lidahku. Sebiji terong aku cuci bersih lalu aku potong-potong agak tipis tanpa dikupas kulitnya. Lalu aku larutkan 3 sdm tepung bumbu dengan 6 sdm air dingin. Terong aku baluri dengan adonan tepung lalu aku guling gulingkan di tepung bumbu yang tidak dicampur air. Digoreng sampai warnanya kecokelatan.


Baunya sih enak waktu matang. Kemudian aku coba rasanya, and yummy!!! Dugaanku selama ini salah, terongnya nggak berasa kebanyakan minyak. Malah rasanya menurutku kayak jamur tiram yang digoreng tepung. Haha.. Bedanya kalo terong kan rasanya agak manis manis. Jadi kaya rasanya. Agak nyesel juga nggak nyoba makanan ini dari duluu. Makannya aku paduin sama mayones yang dicampur sama saos sambal. Bon Apetitttttteee!!! 

Sabtu, 14 April 2012

White Lie

White lie..
Bohong putih alias berbohong demi kebaikan. Melakukan sesuatu yang buruk demi mendapatkan dampak yang baik. Kira-kira hal itu bisa dibenarkan nggak ya. Kalau menurut aku sendiri sih perlu dilihat dulu konteksnya. Kalau kita berbohong atas suatu kesalahan buat nyelametin diri kita kan itu tujuannya baik, tujuannya nyelametin diri kita, bisa dibenerin nggak sih itu. Dan ada lagi bohong buat membesarkan hati orang lain. Misalnya ada temen yang lagi dalam keadaan frustasi dan depresi gara-gara putus sama pacar. Lalu temen itu nanya ke kita apakah dia itu egois, kasar, nggak berhati kayak yang dituduhin mantan pacarnya terus kita musti jawab ya atau tidak? Sedangkan kita tahu pasti si teman itu karakternya memang kayak yang dituduhin mantan pacarnya ke dia. So kita musti jawab gimana? Kalau kita jawab “Ya” ntar si temen tambah depresi dan nyalahin diri sendiri. Kalau kita jawab “nggak” artinya kita bohong dan gabisa ngarahin temen kita ke arah yang lebih baik. Jadi musti gimana? Kalau menurut aku sendiri perlu dilihat tempat dan kondisi saat itu. Kalau kasusnya temen lagi depresi gitu aku rasa bohong gada salahnya. Baru setelah kondisi teman tenang kita bisa ngungkapin yang sebenernya sedikit demi sedikit. Sedangkan buat kasus nyelametin diri sendiri yaa bolehlah asal ga ngerugiin orang lain, hehehe.. tapi semua itu pilihan sih, kembali ke pribadi kita masing-masing

Warna Warni Hidup Kayak Pelangi

Warna warni hidup kayak pelangi. Kalau mau menikmati sebenernya indah banget. Coba deh sesekali menoleh kebelakang. Bukan buat apa apa sih, Cuma buat ngingetin kalau banyak hal yang telah kita lalui yang kadang kadang kalo dipikir berasa ‘waow, did i really do it, by myself, my my own mind?’
Sebenernya sih tiap orang diciptakan super. Hanya saja kemauan untuk bisa jadi super itulah penentunya. Inget kan kalo 1% dari kesuksesan itu bakat dan 99% nya keringet gara gara usaha dan kerja keras? Bukan omdo alias omong doang loh ini, bukan tong kosong bunyinya klontang, tapi nyata.
Banyak sebenernya hal hal yang bisa menjadikan kita matang dalam proses metamorfosa jadi super itu. Maksudnya sih banyak ujian yang menantang dan menghadang. Kadang terlalui, kadang kita nggak mampu lewati tu ujian. Ibarat cari sekolah, cari kerja, hanya kualifikasi-kualifikasi tertentu yang bisa masuk. Kalo out of kriteria yaaa gimana lagi, ga bakalan lulus exam. Namun itulah proses. Inget aja, ga ada yang sia-sia dalam hidup ini ketika kita telah berusaha meraih yang kita mau. Hanya saja ada suatu keharusan yang musti ditempuh. USAHA. Sebaik mungkin, sengotot mungkin, lalu BERSERAHLAH dengan DOA. Semoga yang kita inginkan adalah yang Allah kehendaki juga. Amin.

UPSSss..

Ups, sedang merasa semua yang aku lakuin tidak produktif. Seringkali down dengan kondisi, tapi kalau dipikir pikir itu semua salahku sendiri sih, kurang effort, banyak maunya. See? Tipikal yang mau enaknya sendiri . Disaat semua mengejar cita-cita aku cukup melongo berdiam diri dan nonton tivi. Paling sesekali kejar-kejaran sama ponakan. Terlalu males buat ngejar sesuatu. What a pity!
Yah, sesekali nyobain masakan baru, buat ngehibur diri lah ya daripada suntuk. Lalu belajar nulis lagi. Sebenernya bukan nulis yang waow sih. Cuma nulis-nulisan aja. Menyalurkan kecerewetanku lewat tulisan, menyalurkan energi  secara positif agar tidak terbuang dengan melongo.
Hari cepet banget berlalu. Dan parahnya aku makin nyaman berada di rumah. Mau kerjanya jauh kok kepikiran orang tua. Gajadi lagi buat kerja. Terus sampe kapan stuck? Otakku juga sudah mulai kisut gara gara gapernah dipakai. Dan oh noo, tiba tiba aku takut terserang alzheimer, dementia, dan kemunduran otak lainnya. Ingin memulai something new. Bisnis? Aku rasa otakku gapernah jalan buat bisnis, ga ada passion, dan yang terpenting gapunya modal. Oh dearr...
Akhirnya belajar main corel dan photoshop. Dengan ngributi kawan jadilah sepotong doraemon. Sebiji doraemon aja ngebikin sampe 3 jam. Beeeh, perjuangan banget tuh, demi kenal yang namanya corel. Dan setelah sebiji doraemon tercipta, berhentilah main corel. See again? Nggak pernah komit dan serius plus nggak kerja keras dalam berbuat.
Pada suatu ketika ingetlah sindiran temen gara gara kagak bisa dandan. Dan yang nyindir cowok! Tertamparlah rasanya saya. Dengan sedikit menggebu gebu jadilah belajar dandan. Hasilnya? Cukup bisa pakek foundation, bedak, eyeliner, maskara, dan sedikit eyeshadow. Habis itu? Berhenti lagi. Balik ke asal yang apa adanya. Hahahaha
Setelah aku pikir lagi, kok berasa aku ini menggebu gebu dalam pencapaian sesuatu, setelah sedikit bisa langsung puas. Nggak berniat melaju sampe tahap expert. Ini nih kayaknya yang bikin nggak pernah maju. Bawaannya Cuma mau senengnya aja. Pencapaian dirasa cukup yasudahlah, berhenti sampai disitu. Terbentuk menjadi diri yang slow, santai, bahkan sampai cenderung ga punya tujuan dan ambisi, ababil banget!