Akhirnyaaa ketemu juga sama hari minggu yang bisa istirahat di rumah. *Sok sibuk banget yaks* Hahahaha..
Di hari minggu ini jadi juga menuhin janji pada diri sendiri, bikin gelang!! Yaps, tercipta jugalah gelang gelang berikut. Lumayanlah buat dipake sehari hari..
Hello Sunshineee
Hidup selalu penuh warna, ada yang gelap, terang, dan yang samar-samar. Enjoy It!!
Minggu, 24 Februari 2013
Minggu, 01 Juli 2012
Kroket Makaruni Goreng
Resep makaruni ini juga aku ambil dari bonus buklet saji kayak postingan sebelumnya. Ini dia resepnya:
*50 gr tepung terigu segitiga biru
*250 ml susu cair
Bahan :
*25 gr margarin*50 gr tepung terigu segitiga biru
*250 ml susu cair
*50 gr makaroni kering, direbus
*2 buah sosis ayam dipotong kotak
*1/2 sdt garam
*1/4 sdt merica bubuk
*25 gr keju cheddar parut
*1 sdt seledri cincang halus
Bahan pencelup :
*60 gr putih telur
Bahan Pelapis :
*50 gr tepung panir kasar orange
Bahan pelengkap :
*50 gr saos sambal
*50 gr mayones
*60 gr keju cheddar parut
Cara Membuat :
1. Panaskan margarin. Masukkan tepung terigu Segitiga Biru. Aduk sampai bergumpal. Masukkan susu cair sedikit demi sedikit. Masak sambil diaduk sampai licin dan bergumpal.
2. Tambahkan makaroni, jagung manis, sosis, garam, merica bubuk, pala bubuk, keju cheddar parut, seledri. Aduk rata.
3. Ambil dua sendok makan adonan. Bentuk bulat. Gulingkan di tepung panir kasar. Celup ke putih telur. Gulingkan di tepung panir kasar lagi.
4. Goreng di dalam minyak yang dipanaskan diatas api sedang sampai matang.
5. Sajikan bersama pelengkapnya.
Itu resep aslinya. Tapi beberapa bahan aku ganti sesuai selera plus sesuai bahan yang ada di dapur. hehehehe.. Untuk tepung panir aku ganti pakek tepung roti biar lebih kriuuk rasanya. Lalu jagung manis aku ganti pake wortel. Untuk kejunya aku pakek yang quick melt. Pas bikin ini masakan aku dibantu sama my luvlyyy sister. Jadinya kolaborasi gitu deh.
Kue Kering Pertamaku
Akhirnya dibeliin oven sama ibu, big thanks Mommm! Soalnya aku jadi bisa belajar buat kue-kue, termasuk kue kering. Udah sedari lama pingin banget bikin kue sebenarnya. Oven yang dibeliin ibu jenisnya oven tangkring. Itu lo oven yang ditangkringin di atas kompor. Saking excitednya langsung deh nyoba resep masakan yang dibawain ibu. Karena masih pemula jadinya bikin yang gampang dulu. Nah, resep yang aku coba kali ini sebenernya resep nastar. Tapi karena bahan buat bikin isian nggak ada dan aku udah kepingin banget tetep deh nekad bikin nastar tanpa isian. Entah deh ini namanya kue apa, hihihihii. Resepnya aku ambil dari bonus buklet saji 189-2010 yang judulnya 23 Resep Kue Spesial untuk Lebaran. Berikut resepnya :
Nastar Custard Cookies
Bahan Kulit
*150 gr margarin
*30 gr gula tepung (gula halus)
*1 kuning telur
*200 gr tepung terigu kunci biru
*25 gr susu bubuk
*30 gr tepung custard
Bahan Isi
*500 gr nanas parut
*2 btr cengkeh
*3 cm kayumanis
*100 gr gula pasir
*1/4 sdt garam
Bahan olesan (aduk rata)
*2 kuning telur
*1 sdt susu cair
Cara Membuat :
1. Untuk Isi : panaskan nanas sampai airnya meresap. Tambahkan cengkeh, kayumanis, gula pasir, dan garam. Masak sambil diaduk sampai kental dan kalis. Dinginkan.
2. Kocok margarin dan gula tepung 2 menit sampai lembut. Masukan kuning telur. Kocok rata.
3. Masukan tepung terigu, susu bubuk, dan tepung custard sambil diayak dan diaduk rata.
4. Ambil sedikit adonan. Pipihkan. Beri Isi. Bentuk air mata memanjang. Letakkan di loyang yang dioles tipis margarin. Oven 15 menit dengan api bawah suhu 150 derajat celsius sampai setengah matang. Oles dengan bahan olesan. Oven lagi 15 menit dengan suhu 150 sampai matang.
Seperti yang aku bilang di awal karena bahan untuk isian nggak ada aku nggak pake isian. Cuma kulit nastar aja. Lalu karena nggak punya tepung custard, aku ganti pake tepung maizena. Takaran kue ku pun nggak sama dengan yang disebutin di atas, cuma pake feeling aja. Soalnya timbangannya rusak belum dibenerin, hhuhuhuhu. Alhamdulillah rasanya lumayan, dalam dua hari tersisa sebiji doang, ;D
Kegiatan Surveilans Epidemiologi DBD
Sebelum bahas tentang surveilans epidemiologi DBD, kita
perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan surveilans itu. Surveilans adalah
pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus
menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu
mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.(1) Lalu apa sih sebenarnya tujuan dari diadakannya
surveilans itu? Secara garis besar tujuan surveilans adalah untuk mendapatkan
informasi epidemiologi masalah kesehatan, yang meliputi frekuensi masalah
kesehatan, distribusi/gambaran masalah kesehatan.(2) Memangnya
surveilans itu seberapa penting sih dalam sistem kesehatan suatu negara? Dari
surveilans akan didapatkan sekumpulan data. Data yang terkumpul berguna untuk
memprediksi dan mendeteksi dini epidemi, memonitor, mengevaluasi, dan
memperbaiki program pencegahan dan pengendalian penyakit. Selain itu surveilans
memasok informasi yang berguna untuk penentuan prioritas, pengambilan
kebijakan, perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan.(3) Jadi intinya
surveilans itu merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem kesehatan
suatu negara mengingat manfaatnya yang begitu besar.
Lalu yang
dimaksud surveilans epidemiologi DBD itu apa siiihhh? Ya tentu saja surveilans
khusus penyakit DBD laaaaah. Kegiatan surveilans epidemiologi DBD menurut
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia terdiri dari : (4),
(5), (6)
a.
Pengumpulan
dan pencatatan data
Pengumpulan dan pencatatan dilakukan setiap hari bila ada laporan
tersangka DBD dan penderita DD,DBD, dan DSS. Data tersangka DBD dan penderita
DD, DBD, dan DSS yang diterima puskesmas dapat berasal dari Rumah Sakit atau
Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten, puskesmas sendiri atau puskesmas lain (cross notification) dan puskesmas
pembantu serta unit pelayanan kesehatan lain (Balai Pengobatan, Poliklinik,
dokter praktek swasta, dan lain-lain) dan hasil penyelidikan epidemiologi
(kasus tambahan jika sudah ada konfirmasi dari rumah sakit / unit pelayanan
kesehatan lainnya). Untuk pencatatan tersangka DBD dan penderita
DD,DBD,DSS menggunakan buku catatan harian penderita DBD yang memuat data atau
informasi tentang nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat lengkap, tanggal
mulai sakit, tanggal dirawat, tempat perawatan, hasil laboratorium, tempat
bepergian dua minggu terakhir, dan lain-lain. Data yang sudah ada direkap
mingguan atau bulanan.
Bila menemukan penderita DBD di
Puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya wajib dilaporkan 1 x 24 jam secara
berjenjang dengan menggunakan formulir :
1) KD-RS dilaporkan 1 x 24 jam setelah
penegakkan diagnosa
2) DP-DBD sebagai data dasar perorangan
yang dilaporkan bulanan
3) Formulir K-DBD sebagai laporan bulanan
4) Formulir W-2 sebagai laporan mingguan
5) Formulir W-1 dilaporkan bila terjadi
KLB-DBD
Adapun tujuan spesifik dari pengumpulan dan pencatatan data epidemiologi
tersebut adalah :
1) Untuk menentukan kelompok/ golongan
populasi yang mempunyai risiko terbesar untuk terserang penyakit
2) Untuk menentukan jenis dari agent
(penyebab) penyakit dan karakteristiknya
3) Untuk menentukan reservoir dari
infeksi
4) Untuk memastikan keadaan yang bisa
menyebabkan terjadinya transmisi suatu penyakit
5) Untuk mencatat kejadian penyakit
secara keseluruhan
6) Pada saat terjadi letusan wabah,
pengumpulan data bertujuan untuk memastikan sifat dasar, sumbernya, dan cara
penularan dan penyebaran wabah.
b.
Pengolahan
dan penyajian data
Pengolahan data berupa kegiatan pengelompokan variabel tempat (place), waktu (time), dan orang (person) serta
ukuran-ukuran epidemiologi lainnya (rate, proporsi, rasio, dan lain-lain).
Data yang diperoleh dari kegiatan
surveilans masih dalam bentuk mentah (raw
data) yang perlu disusun sedemikian rupa agar data mudah dianalisa dan
disimpulkan sebagai dasar intervensi yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini
data disusun dalam bentuk tabel, grafik, atau peta (spot map). Tabel dan grafik dapat diperinci menurut umur, jenis
kelamin, waktu, dan sebagainya sehingga dapat mengungkapkan jenis KLB dan seasonal variation. Sedangkan spot map dapat memberi gambaran tentang
distribusi kasus dan akhirnya dapat dibuat suatu kesimpulan.
Data pada buku catatan harian penderita DBD diolah dan disajikan dalam
bentuk :
1) Pemantauan situasi DD, DBD, DSS
mingguan menurut desa/ kelurahan
Masing-masing penderita DD, DBD, DSS dijumlahkan setiap minggu dan
disajikan dalam bentuk tabel lalu berdasarkan hasil penggabungan jumlah
penderita DBD dan DSS dari data mingguan dapat dideteksi secara dini adanya KLB
DBD atau keadaan yang menjurus pada KLB DBD. bila terjadi KLB DBD, maka perlu
dilakukan tindakan sesuai dengan pedoman penanggulangan KLB DBD dan dilaporkan
segera ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota menggunakan formulir W1.
2) Penyampaian laporan tersangka DBD dan
penderita DD, DBD, DSS selambat-lambatnya dalam 24 jam setelah diagnosis
ditegakkan menggunakan formulir KD/RS-DBD.
3) Laporan data dasar perorangan
penderita DD,DBD, DSS menggunakan formulir DP-DBD yang disampaikan per bulan.
4) Laporan mingguan (W2-DBD)
Penderita DBD dan DSS dijumlahkan setiap minggu menurut
desa/ kelurahan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan
menggunakan formulir W2-DBD.
5) Laporan bulanan
Penderita /
kematian DD, DBD, DSS termasuk data beberapa kegiatan pokok upaya
pemberantasan/ penanggulangannya dijumlahkan setiap bulan lalu dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan formulir K-DBD.
6) Penentuan stratifikasi desa /kelurahan
DBD
Cara
penentuan stratifikasi (endemisitas) desa/ kelurahan adalah dengan membuat
tabel desa/kelurahan dengan menjumlahkan penderita DBD dan DSS dalam 3 tahun
terakhir kemudian menentukan stratifikasi masing-masing desa/ kelurahan
tersebut apakah termasuk dalam kategori daerah bebas, potensial, sporadis atau
endemis DBD.
7) Distribusi penderita DBD per RW/ dusun
Distribusi
penderita DBD per RW/ dusun dibuat setiap tahun. Cara membuat distribusi yaitu
dengan menjumlahkan penderita DBD dan DSS per RW/dusun.
8) Penentuan musim penularan
Penderita
DBD dan DSS dijumlahkan per bulan selama 5 tahun terakhir dan dibuat dalam
bentuk tabel lalu dibuat grafik untuk mengetahui saat sebelum masa penularan,
yaitu bulan dimana jumlah penderita DBD paling rendah berdasarkan jumlah
penderita rata-rata per bulan selama 5 tahun.
9) Mengetahui kecenderungan situasi
penyakit
Mengetahui kecenderungan situasi
penyakit dimaksudkan untuk mengetahui apakah situasi penyakit DBD di wilayah
puskesmas tetap, naik, atau turun. Caranya yaitu dengan membuat garis trend
yaitu membuat tabel jumlah penderita DBD (penjumlahan DBD dan DSS) per tahun
sejak kasus ditemukan kemudian membuat grafik garis dengan sumbu mendatar
adalah tahun dan sumbu tegak adalah jumlah penderita selanjutnya dibuat garis
trend melalui grafik garis sedemikian rupa sehingga siklus yang terdapat di
atas dan di bawah garis trend tersebut lebih kurang sama.
SUMBER
:
1. Last
JM. A Dictionary of Epidemiology. New
York: Oxford University Press; 2001.
2. Kasjono HS, Kristiawan HB. Intisari Epidemiologi. Yogyakarta Mitra
Cendikia; 2008.
3. Murti B. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua) Jilid Pertama.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2003.
4. Anonim. Buku Petunjuk Pelaksanaan
Surveilans Semarang : Proyek Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2007.
5. Depkes RI. Surveilans Epidemiologis Demam
Berdarah Dengue. Jakarta: Ditjen P2PL Depkes RI; 2005.
6. DKP. Buku Pedoman Surveilans Penyakit. Semarang Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah; 2007
Kroket Kentang Keju Sayuran
Camilan yang aku masak kali ini bener-bener produk gagal
meski rasanya cukup tolerable. Hahahaha. Kali ini aku masak kroket kentang keju
plus sayuran. Caranya kukus kentang yang sudah dikupas kira-kira 250 gr. Cukup
sampai setengah matang. Jangan terlalu lembek. Soalnya pas aku bikin ini
kentangnya terlalu matang jadinya lembek sangat. Malah susah ngebentuknya dan
alhasil malah jadi hancur adonannya. Hihihi. Maklum lah ya, namanya juga
belajar *pembelaan* :D Kalo kata ibu saya kentangnya pas dikukus endak perlu
dikupas. Cukup dicuci bersih aja. Setelah setengah matang kulitnya bisa
dikupas. Terserah deh mau pake cara yang mana.
Setelah kentang selesai dikukus, dihancurkan sampai lembut.
Setelah itu tambahkan sayuran kayak wortel,seledri,daun bawang, atau sayur apa
aja sesuai selera. Potong kecil-kecil sayuran itu kemudian campurkan di kentang
yang sudah dihaluskan.
Buat bumbunya standar aja, bawang putih 2 siung dan
haluskan, bawang bombay cincang halus, garam sedikit aja biar nggak keasinan
soalnya nanti adonan bakal digulung pakek tepung bumbu, gula, dan merica. Aduk
dengan kentang yang sudah dicampur sayuran tadi. Jangan lupa tambahkan keju
parut yaaa. Setelah selesai bentuk adonan sesuai selera. Tapi bentuk yang
bener-bener padat biar pas digoreng nggak hancur kayak punya saya,
huhuhuhuhuhuu.
Setelah semua adonan selesai dibentuk, gulung-gulungkan pada
tepung bumbu. Setelah selesai digulung-gulung, celupkan pada sebutir telur yang
sudah dikocok lepas. Kemudian gulung-gulungkan adonan pada tepung panir.
Diamkan sesaat hingga tepung bener-bener nempel. Lalu goreng sampai kecoklatan.
Kroket kentang pun siap disantaaaap. Semoga buat kalian yang nyoba resep ini
nggak gagal kayak punya saya. :D
Pisang Keju Panggang
Menu camilan kali ini adalah pisang keju panggang.
Nyaaaammmm!!
Mau tau gimana buatnya? Simpellll sangat loh. Caranya pisang
raja dikupas terus dihancurin lembut. Setelah itu campur dengan keju parut
sesuai selera ditambah dengan satu sendok makan mentega cair . Tambahkan
sedikit tepung terigu biar pas dipanggang nggak hancur adonannya. Daaaan
pangganglah sampai matang. Karena nggak punya oven aku pake panggangan yang
namanya foodball maker. Bentuknya kaya cetakan telur dadar yang bulet-bulet
banyak dalam satu tempat itu. Dipanggang dengan api kecil dan jadilah. Hihihi..
Oiya camilan ini nggak perlu pake gula karena pisangnya uda
manis. Lebih sehat kan. Silakan dicobaaaa.. :D
Nugget Tempe
Kali ini lagi pengen buat nugget tempe, murah meriah dan
sehat. Cara bikinnya juga gampang banget. Maklum deh masih dalam taraf belajar
masak. Jadi nyari masakan yang sederhana, murah, plus bahannya gampang didapet
aja. Tetep ga mau rugi deh. Kwakakakakaka :D
Tempe kira kira 250 gr dikukus sampe matang. Setelah itu
dihancurin dan ditambahin bumbu-bumbu. Bumbunya 2 siung bawang putih dihaluskan
lalu ditambah garam, gula, dan merica. Campur bumbu dengan tempe yang sudah
dihaluskan. Setelah bumbu dan tempe tercampur rata dan pas dengan lidah, bentuk
sesuai selera. Jika dirasa terlalu lembek atau adonannya kurang padat bisa
ditambah tepung terigu sedikit biar adonan melekat sempurna. Setelah selesai
dibentuk guling gulingkan tempe di tepung panir. Kalau mau lapisan tepungnya
lebih tebal, setelah digulingkan di tepung panir bisa dimasukkan dalam telur
yang telah dikocok lepas dan diguling gulingkan lagi sampai ketebalan yang
diinginkan tercapai. Lalu diamkan dulu nugget di kulkas. Setelah dirasa tepung
melekat bisa deh langsung digoreng. Paling enak disantap selagi hangat.
Yummmyyyyy :D
Sayangnya gabisa share gambar nuggetnya nih, file fotonya ilang entah kemana. Gara gara nggak kunjung dipost ni tulisannya, hiks x_x
Langganan:
Postingan (Atom)